Minggu, 07 Februari 2010

Latihan Tempur Marinir ARMABAR

BANDARLAMPUNG – Sebagaimana diagendakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyaksikan langsung latihan tempur ribuan prajurit marinir di Piabung, Pesawaran, Lampung, kemarin. Dia datang dengan kendaraan tempur (ranpur) amfibi seri LVT-7 yang mendarat mulus di Pantai Caligi sekitar pukul 08.12 Wib.
Ranpur itu keluar dari dalam kapal perang KRI Surabaya-591 yang berlabuh sekitar dua kilometer (km) dari bibir Pantai Caligi. Informasi yang diterima Radar Lampung menyebutkan, KRI Surabaya-591 digunakan sejak Sabtu (6/2) malam dari Pelabuhan Merak, Banten, menuju Lampung.
Rombongan presiden bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II berlayar selama delapan jam lebih dengan kapal perang itu. Di atas kapal tersebut, presiden menggelar rapat terbatas (ratas).
’’Tidak ada hal penting yang dibahas. Hanya evaluasi sejumlah program,” singkat Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang ikut dalam rombongan.
Presiden juga membawa sejumlah menteri. Yaitu Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedi Saleh; Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa; Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad; serta Staf Ahli Presiden Andi Arief.
Rombongan dijaga dua kapal perang KRI Teluk Rate dan KRI Teluk Ambon. Termasuk ketika melakukan pendaratan. Personel TNI-AL, AD, hingga unsur kepolisian dikerahkan untuk menyeterilisasi kawasan yang dilalui SBY.
Dalam kunjungan kali ini, SBY tidak banyak komentar. Dia hanya berkeliling dengan kendaraan tank untuk menyaksikan latihan perang dan sesekali menyapa warga dan pelajar dengan lambaian tangan. Setelah itu, ia menanam 10 ribu bibit bakau dan trembesi di markas dan pantai markas marinir. Hal sama dilakukan para menteri.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad juga memilih diam ketika diminta tanggapannya soal reshuffle KIB II. Termasuk Hatta Rajasa yang disebut-sebut menjadi salah satu nominator menggantikan Wakil Presiden Boediono. Presiden kemudian kembali ke Jakarta dengan pesawat terbang dari Bandara Radin Inten Lampung.
Lambaian SBY mengobati keinginan masyarakat yang berdiri di sepanjang jalan Kecamatan Padangcermin. Mereka rata-rata berkumpul sejak pukul 06.00 WIB untuk melihat dari dekat sosok SBY.
Asih, warga Desa Hanura, berharap kunjungan SBY ini membawa dampak positif bagi kemajuan di wilayahnya. Baik dari aspek pembangunan maupun perekonomian.
’’Pak SBY kan bisa lihat kondisi jalan dan ekonomi warga di sini. Mudah-mudahan menjadi bahan pemikirannya untuk mengubah kondisi ini agar lebih baik,” harapnya.
Di Pantai Caligi yang merupakan Pusat Latihan Tempur Komando Pasukan Katak Korps Marinir, SBY sempat menyaksikan demonstrasi tempur pertama berupa penembakan tiga buah tankfib PT-76; penembakan dua buah BVP-2; penembakan dua buah Howitser 105; dan penembakan dua buah roket RM 70 Grad.
Presiden juga menyaksikan demonstrasi tempur kedua berupa penembakan di atas pohon, penembakan reaksi, penembakan mortir 81, river crossing; dan demonstrasi penembakan Dopper.
Usai acara di pantai, presiden menuju Markas Komando Batalion Infanteri-9 Marinir Beruang Hitam untuk menerima Jajar Kehormatan dan Valreep. Ia juga meninjau pameran produk Bio-Marine dan penanaman pohon. Selanjutnya, SBY menuju Pantai Klara meninjau Bakti Sosial Kes Yala dan menyaksikan demonstrasi rubber duck operation.
Untuk diketahui, latihan pemantapan terpadu Marinir 2010 wilayah barat itu juga dilangsungkan di wilayah timur. Sasarannya memelihara kemampuan komando pengendalian tempur prajurit-prajurit korps marinir pada tingkat perorangan maupun hubungan taktis.
Latihan untuk wilayah barat melibatkan 4.758 prajurit korp marinir yang telah dilakukan sejak 25 Januari 2010 dan akan berakhir pada 4 Maret 2010. Sementara latihan di wilayah timur berlangsung di Situbondo, Jawa Timur, diikuti 5.319 personel.
Secara resmi latihan pemantapan terpadu tersebut telah dibuka Kepala Staf Marinir AL (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. dalam suatu upacara militer yang diihadiri para asisten Kasal, Pangkotama TNI-AL, jajaran Muspida Provinsi Lampung, pimpinan TNI, Polri di wilayah Lampung, dan tokoh masyarakat pada 29 Januari 2010.
Kadispen Korps Marinir Letkol Said Latuconsina mengatakan, prosesi latihan pemantapan diawali dengan debarkasi gelombang pertama sejumlah 924 orang prajurit dari KRI Teluk Ambona. Pasukan datang dengan perahu karet dan mendarat di Pantai Caligi.
Sedangkan untuk mendaratkan senjata artileri digunakan kendaraan amfibi pengangkut artileri. Pasukan dari Batalion Infanteri 4 Marinir diperkuat unsur-unsur kesenjataan kavaleri, artileri, dan bantuan tempur seluruhnya bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan, yang dipimpin Komandan Batalion Infanteri 4 Marinir Letkol Marinir Widodo.
Untuk memudahkan pengendalian di lapangan latihan terpadu dibagi dalam beberapa tahap, seperti fast trope dan  river crossing. ’’Beberapa tahap ini, kemampuan prajurit mengenai ilmu medan dan membaca peta merupakan harus diuji,” terang Said.
Gelombang pendaratan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama penembakan ke sarang musuh di darat, selanjutnya membentuk formasi parameter pantai untuk melindungi pasukan pendarat pada gelombang berikutnya, termasuk melindungi kendaraan tempur.
’’Setelah seluruh personel dan material tempur mendarat di pantau, pasukan selanjutnya bergerak ke sasaran dengan didukung tembakan yang menggunakan senjata bantuan. Di antaranya roket RM 70 grad, Howitzer 105 mm, tank mortar 60 mm, dan mortar 81 mm,” bebernya
Sementara rubber duck operation merupakan operasi yang dilakukan para anggota intai amfibi marinir yang sebelumnya diterjunkan dari atas pesawat. ’’Kegunaan rubber duck operation ini hanya untuk kepentingan tugas operasi, tapi dapat juga dilakukan untuk kepentingan SAR seperti menolong korban dalam bencana,” pungkasnya. (dilengkapi ahmad syarif/rnn/Lampungpost)